Minggu, 16 September 2012

Test drive jeep compass 2012


Jeep Compass 2012 


sumber

Playing With The Baby - Jeep Compass 2012                     Day # 1 - Destination: Jakarta - Lembang

BosMobil.com - Meski diklaim sebagai mobil yang lebih feminim dari jajaran line up Jeep lainya, namun Jeep Compass 2.4 Limited 2012 ini rupanya menawarkan sisi lain baik dari segi kemudahan berkendara dan juga sensasi fun to drive nya.


Penasaran dengan asumsi tersebut, kami pun bergegas mengetes mobil yang diklaim sebagai "Baby Grand Cherokee" itu oleh Chief Marketing Officer PT Garansindo Inter Global, Rieva Muchsin. Mulai dari jalanan rata alias beraspal sampai medan yang sedikit gravel dan bumpy di kawasan perkebunan teh Lembang rasa cocok mengingat bagaimana pun DNA sebagai kendaraan adventure tetap mendarah daging.


Melirik dari segi desain dan dimensi, Jeep Compass memang terlihat lebih memiliki desain yang compact. Tampang depannya mirip dengan Grand Cherokee, namun bagian belakang didesain lebih rata, bila bicara jujur dari segi bokong memang lebih sintal Grand Cherokee terlebih dengan posturnya yang gambot, tapi balik lagi ke pernyataan awal. Namanya juga baby pastinya memiliki dimensi yang lebih kecil ketimbang brothernya, bukan ? ...

Puas memperhatikan desian giliran masuk ke dalam kabin, menghidupkan mesin lalu injak pedal gas menuju kawasan Lembang - Bandung. Ketika melintasi dijalan Tol, mobil yang disokong dengan mesin 2.4-liter DOHC VVT berdaya 172 hp dengan torsi 165 lb-ft mampu menghadirkan performa yang baik meski saat tarikan bawahnya justru terasa berat. Tapi saat berada diputaran atas, mobil dengan gesit mampu melesat, sayangnya kami tak bisa benar-benar merasakan top speednya karena situasi rute yang padat.

Begitu masuk ke Bandung, situasi jalanan bertambah padat ... upsss, nyalakan dulu headunit yang telah teraplikasi fitur Uconnect  sebuah teknologi yang menjembatani media berupa ponsel, radio, pemutar MP3 dan gadged lainnya dalam satu alat.


Tak perlu repot untuk mencari mengotak-atik tombol head unit untuk mencari dan memutar lagu-lagu yang menemani anda ketika berkendara, cukup dengan menekan tombol yang ada di belakang gagang kemudi anda sudah bisa mengendalikan semua, bahkan untuk fitur telepon sekalipun.


Melaju ke atas kawasan Lembang, Jeep Compass mampu memberikan sensasi berkendara yang nyaman ketika bermanuver di medan kelok dan juga tak perlu kaku saat menyalip di jalan padat kendaraan layaknya beberapa pertigaan dan pasar yang kami lalui. Ini lah salah satu keuntungan dari sang Baby Grand Cherokee dengan dimensinya yang lebih ramping membuat Compass tak nampak canggung berada dikemacetan kota maupun dihadapi dengan medan parkir dengan dimensi ruang yang sempit.


Penasaran dengan akselerasinya, kami pun mengeser tuas otomatisnya ke mode manual menggunakan transmisi generasi ke-2 6-speed CVT. Serentak tarikan mesin jauh lebih responsif dibarengi dengan tiap-tiap perpindahannya yang halus tanpa efek menyentak yang dapat mengangu kenyamanan penumpang. Sesampainya di Lembang, kami  mencari medan yang sedikit menantang untuk menguji ketangguhan sang Baby yang juga telah dilengkapi dengan opsi fitur 4x4 dan mudah untuk diaktifkan, hanya tinggal menekas tuasnya yang berada di consule tengah.


Udara sejuk disertai pemandangan indah bukit dan gunung begitu juga hamparan perkebunan teh di kawasan Lembang membuat kami tak perlu lagi menggunakan AC di dalam kabin. Cukup menekan tombol di konsule atas tepat didekat spion, lalu berlahan kaca sun-roof terpampang tepat di atas kepala sehingga udara segar pegununganpun mengisi ruang kabin.

When The Baby Going Wild


Setelah beristirahat sejenak, kami mulai merambah masuk kedalam jalur perkebunan teh di kawasan Lembang. Tak seperti perkebunan teh biasanya, yang ini lumayan menantang dengan medan sedikit bumpy dan juga berliku dihiasi oleh genangan air dan lumpur walau tak terlalu berat layaknya off-road sungguhan tapi kami menganggap medan ini sudah cukup untuk menguji sedikit dari ketangguhan Jeep Compasss.


Disini kami memainkan fitur trasnmisi manualnya dengan menggunakan Autostick Technology, masukan gigi pertama mobil pun melaju melewati medan gelombang berumput. Memang penggunaan transmisi manual tak lebih dari gigi 3, tapi torsi yang dikeluatkan ternyata cukup fantastis.




Menerjang medan semak belukar sampai genagan air berlupur, sayangnya kami tak menemui medan menanjak untuk mengetes fitur HDC alias Hill Descent Controlnya begitu juga dengan 4X4nya, karena tanpa fitur tersebut medan sedikit kasar pun sudah mampu dilibas oleh Jeep Compass.


Masalah pengendalian ketika berpacu di medan bumpy pun terasa cukup terkendali dengan sokongan teknologi ESC (Electronic Stability Control) yang membantu arah kendali kendaraan. Sedikit goncang atau "shaky" di dalam kabin memang terasa, namanya juga medan gelombang, namun tak mengangu unsur kenyamanan karena sang Baby ini telah dilengkapi dengan Mac Pherson Strut, coil spring, damper, stabilizer pada bagan depan, dan multi-link, independent, coil spring plus real stabilizer dibagian belakang yang dikliam meredam goncang dengan baik.


Tak perlu khawatir pula dalam unsur keselamatan, meski datang sebagai adik Grand Cherokee standarisasi Jeep Compass telah full dilengkpai dengan sistem safety yang cukup matang. Mulai dari ABS, Electronic Roll Mitigation, SRS Airbag sampai dengan materi bodi yang terlapis serbuk baja. Pantas saja bila Compass dibandrol dengan harga Rp 555 juta off the road mengingat banyaknya fitur dan teknologi yang cukup canggih disematkan pada the baby ini.


Puas seharian bermain, kami tutup dengan menikmati pemandangan alam diperbukitan kebun teh. Sekaligus melepas lelah meladeni petualangan kami bersama Jeep Compass. Fiuuhh ....


teks/foto: Stanly
  

0 komentar:

Posting Komentar